Minggu, 13 November 2011

LASKAR PELANGI

Laskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada Jumat, 26 September 2008 pada saat libur Lebaran. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga Maret 2009, Laskar Pelangi telah ditonton oleh 4,6 juta orang, menjadikannya film terbanyak ditonton di Indonesia keempat.

Untuk mencari pemeran tokoh-tokoh anggota Laskar Pelangi, Riri Riza melakukan casting di daerah Belitung dengan menggunakan pemeran-pemeran lokal dalam pembuatan film. Film ini juga diambil di lokasi yang sama, Pulau Belitung. Film ini memadukan 12 aktor Indonesia yang dikenal dengan kemampuan akting mereka dengan 12 anak-anak Belitung asli yang bertalenta akting.

Film ini bermula dari pulau terpencil di Bangka Belitung. Di pulau tersebut terdapat sekolah yang bernama SD Muhammadiyah, kondisi disekolah tersebut sangat memprihatinkan dan seadanya saja. Di sekolahan itu terdapat tiga pengajar dan sepuluh orang murid, tetapi karena tuntutan ekonomi akhirya ada satu guru yang mengundurkan diri dari sekolahan tersebut. Di tengah perjalanan sekolah tersebut, kembali ditinggalkan oleh sang pengajar dikarenakan sakit jantung dan berakibat meninggal dunia, Jadi hanya ada satu pengajar saja di sekolah tersebut yang masih bertahan. Murid-murid di sekolahan tersebut mempunyai orang tua berlatar belakang ekonomi yang tergolong rendah, orang tuanya hanya menjadi petani, pelaut atau menjadi buruh pabrik, tetapi kepintaran, cita-cita dan semangat dari murid-murid disekolahan itu bisa mempertahakan sekolahan itu tetap ada. Pada suatu saat sekolah tersebut mengikuti dua macam lomba yaitu lomba pertunjukan kreasi seni dan lomba cerdas cermat. Dilomba cerdas cermat SD muhammadiyah mengalami sedikit kesulitan karena mereka harus bersaing ketat dengan SD PN Timah, tetapi ada salah seorang murid dari SD Muhammadiyah bernama lintang yang berhasil menjawab soal terakhir yang diberikan oleh juri dan berhasil menjadikan sekolahnya sebagai juara. ­­­­­­Hebatnya sekolah tersebut mendapatkan juara umum pada kedua lomba itu, berbagai pujian terus silih berganti menghampiri sekolah tersebut. Namun kemudian kabar duka menghampiri lintang, ayahanda lintang meninggal dunia karena perahu yang dipakainya saat melaut terbalik dan tenggelam. Mulai saat itu lintang tidak pernah menampakan dirinya lagi di sekolahan SD Muhammadiyah. Sampai pada suatu saat lintang mengirimkan sepucuk surat kepada teman-temannya yang berisi kata perpisahan, tetapi apa boleh buat keputusan lintang sudah bulat. Dia memilih hidup sendiri dan menghidupkan adik-adiknya setelah ditinggal oleh kedua orangtuanya.

 Pesan Moral:
-      Gapailah cita-citamu setinggi langit.
-       Hidup untuk memberikan sebanyak-banyaknya, dan bukan meminta sebanyak-banyaknya.
-      Jangan pernah putus asa
-      Percayalah kepada kemampuan diri sendiri





SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar