Selasa, 10 Desember 2013

Autobiografi

AUTOBIOGRAFI
Nama saya Nico Purmalingga biasa dipanggil dengan sebutan Nico tapi ada juga yang suka memanggil dengan sebutan Nic. Saya berjenis kelamin laki-laki dan lahir pada tanggal 5 Juni 1993 dan saya anak ke satu dari dua bersaudara dari sebuah kelurga yang dikepala keluargai oleh bapak Hendra dan ibu Linggawati. Dan kami tinggal disebuah tempat yang berada di daerah Cinere Tepatnya di Perumahan Wisma Cakra Jl. Taman Cakra II Blok M.18. Sekolah dasar saya yaitu di SD Permata Bunda lulusan tahun 2004, SMP saya di SMP Gelora lulusan tahun 2007, SMK saya yaitu di SMK Nasional lulusan tahun 2010 Dan  aktivitas saya sekarang adalah sedang menjalani kuliah di Universitas Gunadarma yaitu di Depok.
.
Hobi saya membaca, walupun saya tidak gemar untuk menulis tapi saya suka membaca hasil karya-jarya orang lain terutama cerpen atau novel dan yang palling digemari adalah cerita-cerita yang bertemakan horor karna ceritanya itu seru dan sedikit menegangkan walupun suka terbawa-bawa mimpi tapi saya suka dengan yang bertemakan horor. Dan kebiasaan saya yang lain yaitu makan makanan cemilan dan paling saya suka itu coklat karna rasanya itu enak banget dan kalau sudah sekali makan pasti ketagihan, pengen lagi dan lagi. Ya sih coklat itu bikin tubuh kita jadi gemuk tapi saya tetap suka dengan coklat.
Dan soal cita-cita, sejak saya kecil saya ingin menjadi seorang guru kalau bisa saya ingin menjadi seorang dosen karna kalau sebagai guru itu kita sebagai perempuan bisa mengerjakan pekerjaan kita yang lain karna tidak sesibuk sebagai pegawai di kantoran terutama jikalau kita sudah nikah nanti.Dan saya ingin menjadi seorang guru bahasa.ya kalau bisa jadi guru bahasa inggris atau bahasa jepang dan saya ingin sekali pergi ke Jepang Karna saya termotivasasi oleh guru bahasa jepang saya waktu di SMA,beliau suka bercerita-cerita tentang pengalamannya waktu kuliah dijepang dan dari itu saya ingin sekali pergi ke Jepang dan semoga semua cita-cita saya tercapai dengan mudah amin,amin,amin yarobbal alamin.
Dan moto hidup saya yaitu raihlah kesuksesan sebisa mungkin dan saya betekad dari sekarang saya harusa bisa semua itu.amin
ARTI SUKSES
Arti sukses bagi saya yaitu kesuksesan adalah sebuah perjuangan dan doa karna dari hasil perjuangan itu sendiri yaitu sukses. Ya walaupun ada seseorng yang sudah bejuang dan  berkorban tapi tidak membuahkan kesuksesan berarti orang itu tidak sungguh-sungguh menginginkan kesuksesan itu karna yang sugguh-sungguh menginginkan kesuksesannya adalah orang yang yang berjuang dengan sungguh-sungguh dibarengi dengan doa karna kalau usaha tidak dibarengi dengan doa itu namanya takabur,mereka yang sepeti itu adalah orang-orang yang terlalu pede dengan kemampuannkya padahal ada hal yang paling penting yang bisa merubah kehidupan kita lebih mudah yaitu dengan do’a tapi sebaliknya kalau kita itu berdo’a terus tidak dibarengi dengan usaha atau perjuangan itu sama sekali bohong dan jikalau seperti itu sama sekali tidak akan berbuah kesuksesan.

Dan kesuk sesan itu sebuah prestasi yang diraih oleh seseorang yang kehidupannya penuh dengan manajemen.mereka dapat memenej kehidupannya dengan serapih mungkin atau bisa disebut juga dengan orang-orang disiplin.karna saya lihat orang-orang disekeliling saya yang meraih kesuksesan adalah orang-orang yang kehidupannya yang kelillingi oleh kedisiplinan.

Kerangka Karangan

Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Manfaat Kerangka Karangan
1.      Untuk menyusun karangan secara teratur.
2.      Mempermudah pembahasan tulisan.
3.      Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
4.      Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
5.      Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
6.      Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
7.      Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.

Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik
1.      Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2.      Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3.      Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4.      Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
Macam-macam Susunan Kerangka Karangan
·         Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
1. Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.
I. BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
A. Banjir di Asia
1. Banjir di China.
2. Banjir di Taiwan.
B. Banjir di Eropa
1. Banjir di Belanda.
2. Banjir di Inggris.
II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.
A. Banjir di Pulau Jawa
1. Banjir di DKI Jakarta.
2. Banjir di Pacitan.
B. Banjir di luar Pulau Jawa
1. Banjir di Papua Barat.
2. Banjir di Padang.
2. Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh
Topik: masyarakat
Tujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema: Perkembangan masyarakat  dari jaman ke jaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani  dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
III. MASYARAKAT INDUSTRI
A. Masyarakat Industri Modern
B. Masyarakat Industri Canggih
3. Urutan topik yang ada.
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.
Contoh
Topik: Hutan
Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema: Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu
memperhatikan  mana yang akan didahulukan.
·         Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
1. Klimaks-Anti klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :
1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.
2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.
Contoh
Topik: Banjir
Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir
Tema: Banjir dan akibatnya
I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
2. Umum-Khusus.
a. Umum  – khusus : Hal besar diperinci ke  hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu  suku-suku dan kebudayaannya.
b. Khusus  – Umum : Sebaliknya.
Contoh
Topik: Pendidikan
Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
Tema: Pendidikan di masyarakat
I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT T PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
3. Sebab-Akibat.
a. Sebab ke  akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin  terjadi.
Misal ; penulisan sejarah, berbagai  persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan  cuaca global.
b. Akibat ke  sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang  menimbulkannya.
Misal : Krisis multidimensi di  Indonesia.
Contoh
Topik:  Premanisme di Jakarta
I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
4. Proses.
Dimulai  dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan  umum atau solusi. Contoh: Banjir di Jakarta,  penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya. 

Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan
contoh sistem penulisan Huruf-Angka
1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.
I  . Angka Romawi Besar untuk BAB
A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab
1. Angka Arab besar
a. Huruf Romawi Kecil
i. Angka Romawi Kecil
(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung
(1) Angka Arab Berkurung
Contoh
I. Pendahuluan
II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
C. Studi Kasus di Lampung
1. Pengukuran Fertilitas
2. Penyebab Perbedaan fertilitas
a. Retaknya Perkawinan
b. Abstinensi Setelah Melahirkan
c. Perbedaan Fekunditas
III. Kesimpulan





Senin, 04 November 2013

Keluarga

                Sebenarnya banyak yang saya sayangi dalam dunia, saya ambil contoh saja seperti keluarga. Saya sangat menyangi keluarga lebih dari apapun bahkan melebihi diri dari saya menyangi diri saya sendiri. Bisa dibilang keluarga merupakan pondasi saya untuk hidup dimana keluarga tempat untuk bertukar pikiran mengunkapkan rasa penat dipikiran.


            Didalam keluarga saya terdiri dari ayah, ibu, dan adik saya. Saya sayang mereka semua dan saya inginkan ketika saya sukses adalah untuk membahagiakan mereka sema. Jalan-jalan bersama mereka, dan terus menghabiskan waktu hidup saya untuk keluarga walaupun suatu saat nanti saya akan berkeluarga juga. 


Kalimat Turunan

 Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.

Begitu pula dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.


Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :
         
            Kami mahasiswa Indonesia.
            Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
            Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.


Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.
v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2
v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampusketika
S1               P1               O1                     Ket
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2
Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar.Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
            Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
            Kedudukan tiap kalimat sederajat

Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
Penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
Pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :
            Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
            Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
            Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
            Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil,
sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar

d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)

e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih,
f. sebab/alas an
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
Bahwa


Contoh kalimat majemuk bertingkat:
            Dia datang ketika kami sedang rapat.
            Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
           Anda harus bekerja keras agar berhasil.
            Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.

   Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.