Seseorang yang dominan memakan sayuran dan buah-buahan (vegetarian)
umumnya memiliki aroma tubuh yang lebih baik dibanding mereka yang lebih banyak
mengkonsumsi daging. Seseorang yang dominan minum minuman berakohol cenderung
memiliki “attitude” yang kurang dapat mengendalikan perilakunya secara
bijaksana.
Kita sangat banyak dipengaruhi apa yang kita konsumsi. Dan yang saya maksud dengan mengkonsumsi di sini bukan hanya terbatas dari apa yang kita masukkan ke mulut kita, namun yang terpenting adalah apa yang kita masukkan ke PIKIRAN kita.
Jika kita dominan mendengarkan kebencian yang disampaikan orang-orang di sekitar kita pada saat yang sama kita menyetujui kebencian tersebut dengan turut merasakan kebencian, maka hidup kita secara logis akan dipenuhi hal-hal yang kita benci. Sebagai contoh, jika kita dikelilingi orang-orang yang suka menceritakan aib orang lain dan pada saat yang sama kita menyetujuinya dengan turut membenci orang yang diceritakan keburukannya tersebut, kita mengundang keburukan itu datang ke diri kita dan kehidupan kita.
Namun, jika kita tidak menyetujui ucapan orang-orang yang menceritakan keburukan orang lain dengan membenci orang yang menceritakan aib tersebut, itu juga berarti kita membenci si “pembicara” tersebut.
Sikap yang dapat kita ambil jika kita sering mengalami kejadian yang banyak terjadi seperti ini adalah:
1. Tidak mengijinkan diri kita turut membenci orang yang sedang diceritakan keburukannya tersebut beserta perilakunya. Cintai sesama tanpa syarat.
2. Tidak membenci orang yang membicarakan keburukan orang lain tersebut, dan tidak juga membenci perilakunya. Jangan memberikan perasaan apapun pada hal-hal yang kita tidak senangi.
3. Jika bisa tanpa menyinggung si pembicara, alihkanlah topik pembicaraan. Jika tidak bisa, diam. (Ini yang saya sering lakukan)
Ingatlah:
Kita sangat banyak dipengaruhi apa yang kita konsumsi. Dan yang saya maksud dengan mengkonsumsi di sini bukan hanya terbatas dari apa yang kita masukkan ke mulut kita, namun yang terpenting adalah apa yang kita masukkan ke PIKIRAN kita.
Jika kita dominan mendengarkan kebencian yang disampaikan orang-orang di sekitar kita pada saat yang sama kita menyetujui kebencian tersebut dengan turut merasakan kebencian, maka hidup kita secara logis akan dipenuhi hal-hal yang kita benci. Sebagai contoh, jika kita dikelilingi orang-orang yang suka menceritakan aib orang lain dan pada saat yang sama kita menyetujuinya dengan turut membenci orang yang diceritakan keburukannya tersebut, kita mengundang keburukan itu datang ke diri kita dan kehidupan kita.
Namun, jika kita tidak menyetujui ucapan orang-orang yang menceritakan keburukan orang lain dengan membenci orang yang menceritakan aib tersebut, itu juga berarti kita membenci si “pembicara” tersebut.
Sikap yang dapat kita ambil jika kita sering mengalami kejadian yang banyak terjadi seperti ini adalah:
1. Tidak mengijinkan diri kita turut membenci orang yang sedang diceritakan keburukannya tersebut beserta perilakunya. Cintai sesama tanpa syarat.
2. Tidak membenci orang yang membicarakan keburukan orang lain tersebut, dan tidak juga membenci perilakunya. Jangan memberikan perasaan apapun pada hal-hal yang kita tidak senangi.
3. Jika bisa tanpa menyinggung si pembicara, alihkanlah topik pembicaraan. Jika tidak bisa, diam. (Ini yang saya sering lakukan)
Ingatlah:
“Kebencian
tidak dapat dipadamkan dengan kebencian. Kebencian dipadamkan dengan cinta,
kasih.”
Apa yang layak kita konsumsi untuk pikiran kita?
Kita dapat mengisi waktu kita sepanjang hari dengan mengkonsumsi bacaan yang memicu kita untuk dominan merasakan kebahagiaan.
1. Daripada membaca berita tentang korupsi bacalah berita tentang pejabat yang memperjuangkan kesejahteraan warganya.
2. Daripada membaca berita tentang tawuran anak SMA, bacalah tentang anak SMA yang mendominasi emas di olimpiade sains tingkat dunia.
3. Daripada membaca berita tentang kelaparan orang-orang miskin, bacalah berita tentang orang miskin yang berjuang memperbaiki hidupnya dan sekarang menjadi tidak kelaparan lagi!
4. Daripada membaca cerita tentang tomcat, ketakutan, kesedihan, kebencian, dan penghakiman, bacalah cerita motivasi yang dapat menginspirasi kita agar menemukan makna lain pada suatu peristiwa dibanding apa yang kebanyakan orang pikirkan.
5. a. Daripada menonton berulang-ulang berita tentang bencana dan kecelakaan pesawat, ambillah wudhu dan berdoalah untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
b. Daripada berkata “kasihan” pada para korban gempa, ambilah kartu ATM dan transferlah sejumlah uang. Jika tidak bisa, diam.
6. Daripada menghujat artis dangdut koplo dan Lady Gaga, didiklah anak kita agar berpakaian yang sopan.
7. Daripada menyalahkan anak kita yang memiliki prestasi buruk di sekolah, ambillah cermin dan bertanyalah pada diri sendiri: “Apa kekurangan saya sebagai orang tua?” dan “Bagaimana cara saya dapat membimbing anak saya menjadi lebih baik?”
8. Daripada membenci anggota DPR yang tidur saat sidang, ambilah cermin dan bertanya pada diri sendiri: “Apa yang dapat saya lakukan untuk negeri ini?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar